Senin, 11 Juni 2012

Bahagiaku adalah..

Biar kuingat malam penuh kecewa dan kemarahan dari suaramu. Jika aku berada di sampingmu kala itu, mungkin sudah habis tubuhku kau hujani dengan tendangan-tendangan mautmu itu. Kau kecewa, kau marah. Aku tahu dari getaran suara itu.

Maaf aku lancang dengan menulis di blogmu ini sayang. Aku juga tak pandai menarikan kata-kata indah disini seperti yang biasa kau suguhkan. Tapi ijinkan aku tuangkan isi kepalaku yang mungkin sedikit salah kau artikan malam itu.

Tidak ada manusia yang tidak berharap untuk bahagia. Begitu juga diriku. Tapi mari kita renungkan kembali apa itu arti bahagia. Orang pasti akan langsung mengatakan bahwa bahagia itu relatif. Dan masih terpatri di ingatanku kau menjawab, bahagia adalah jika kau bisa terus bersamaku. Ah, tahukah kau betapa bahagianya aku mendengar ucapanmu? Lagi-lagi kata bahagia terucap. Begitu mudahnya kita mengucapkan kata itu tanpa pernah berpikir apakah kita telah berbahagia?
Oke, cukup. Tulisanku mulai meluber kemana-mana. Aku tidak akan bicara panjang lebar tentang arti bahagia. Karena niatku adalah menuangkan isi otakku, mari kita lihat bahagia dari sudut pandangku sayang. Sebelum mengenalmu, arti bahagia bagiku sangatlah sederhana. Sesederhana seorang anak yang berhasil makan dengan suapan tangannya sendiri. Main game, kumpul bersama teman-teman, makan bersama keluarga dan hal-hal lain yang menyenangkan. Lalu kau muncul di hidupku, menjungkirbalikkan semua konsep bahagia yang telah kupertahankan. Kebahagiaan itu bergeser. Bergeser menjadi prioritas akan dirimu. Apa aku telah terbutakan oleh cinta? Maaf sayang, aku adalah manusia paling logis di muka bumi ini. Semua harus serba seimbang dalam alamku. Berkali-kali aku mengingatkanmu. Kau tidak punya hak mutlak atas dirimu. Dirimu adalah milikmu dan milik orang-orang yang menyayangimu. Ayah, Ibu, Kakak, Adik, dan aku. Disitulah tertuang semua harapan-harapanmu dan harapan mereka untukmu. Kau hanya seseorang yang egois jika bertindak hanya sesuai dengan keinginanmu. Dan maaf sayang jika keinginanmu untuk terus hidup bersamaku sebagai sepasang kekasih harus kutanggalkan. Harapan-harapan itulah yang menghantuiku sayang. Bahagiamu, bahagia orang tuamu dan lain-lain memenuhi ruang otakku. Aku memang seorang pengecut yang tidak mampu menjanjikanmu apa-apa.

Bahagiaku adalah melihatmu bahagia. Klise.

Melihatmu bisa menikah, memiliki anak-anak yang lucu dan suami hebat yang kau cintai. Dan aku akan ada disana, terus mengawasimu dari kejauhan. Selalu menyayangimu.


@Yours.
*Kau yang paling mengerti diriku, Sayang. Semoga tulisan ini dapat menghilangkan sedikit kecewamu.
I love you my clumsy girl.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

amin...

Posting Komentar