Senin, 21 Februari 2011

Last letter 2, Take The Train For April Mop


Derit rem beradu cepat dengan selusur rel kereta.
Sudah yang kesekian kalinya, tinggal beberapa stasiun lagi.
Sejenak mual ini mereda saat menghirup aroma jeda.
Menghabiskan waktu dengan melempar pandangan dari jendela kecil tempat berdiam di sampingku.
Beragam kereta dengan aneka rupa datang dan pergi meninggalkan jejak asap putih melambai di angkasa.

Peluit panjang menggema keseluruh rongga tubuh, bergetar.. Tanganku membeku.
Kusampaikan salam hangat pada pemberhentian ini, sampai berjumpa kembali di waktu yang akan datang.
Aku akan selalu merindukan suasana ini , keramaian ini.
Panas menyengat membakar keringat berganti dingin membelai malam.
Menikmati hiruk pikuk kegiatan orang – orang yang tidak ku kenal namun mereka menjadi sahabat terbaik selama perjalanan.

Kereta api beranjak melaju dengan hanya satu tujuan.
Tempat dimana seluruh cintaku berlabuh.

Aku akan menemuinya setelah sekian lama...
Bagaimana keadaannya sekarang?
Masihkah ia akan tersenyum manis saat melihatku?

Kereta api, sudah saatnya bawa aku. Bawalah aku mendekat padanya.
Atau jika ia tidak berkenan bawalah aku kembali menjauh, jauh darinya sampai terlupa bahwa aku masih sangat mencintainya…

Lalu deruman kereta api menggerus lamunanku tentangmu.
Tentang semua kesalahanku.

Kumohon maafkanlah…

0 komentar:

Posting Komentar